PEREKAYASAAN PELAPORAN KEUANGAN



πŸ’™πŸ’™πŸ’™BAB 3 : Perekayasaan Pelaporan KeuanganπŸ’œπŸ’œπŸ’œπŸ’œ

Assalamualaikum wr.wbπŸ˜‹πŸ˜Š
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, dan sholawat serta salam tak lupa kita senantiasa haturkan pada Nabi Muhammad SAW. Para pembaca setia AKUNTANSIANA J Gimana kabar kalian semua? Semoga Rahmat Allah selalu tercurah kepada kita sekalian. Amin. Kesempatan kali ini, aku akan menulis sedikit atau corat-coret lagi nih tentang bab yang selanjutnya, yakni Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Hore...Hore.. J
Oke guys, kalau kalian mendengar kata “rekayasa” apa yang ada di benak kalian? Coba kutebak? Pasti jawabannya tak lain adalah berkaitan dengan teknologi?? Iya kaan? Heehe J Tepat sekali. Fokus kita pada pembicaraan kali ini adalah tentang pengertian akuntansi yang didasarkan bahwa akuntansi sebagai suatu teknologi. Sebagai pengantar sebelum kita membahasas lebih jauh tentang perekayasaan pelaporan keuangan, coba perhatikan ilustrasi berikut. Era teknologi sekarang ini memungkinkan kita untuk mengakses berbagai informasi dengan mudah dan efisien, serta menembus dimensi ruang dan waktu. Misalnya, saat ini marak sekali penggunaan aplikasi atau software berbasis android. Seperti aplikasi ojek online, belanja online, belajar online, dan lain-lain. Software tersebut merupakan hasil dari rekayasa perangkat lunak. Yang dikembangkan sedemikian rupa sehingga dapat memudahkan para penggunya atau pemakainya untuk menggunkannya ya guys.
Demikian juga di dalam akuntansi guys, akuntansi dipandang sebagai suatu teknologi karena kemampuan akuntansi dalam perekayasaan pelaporan keuangan. Artinya, akuntansi sengaja dirancang atau dibuat untuk mempengaruhi perilaku para pengambil keputusan ekonomi, guna terpenuhinya tujuan pelaporan keuangan. Nah kalau gitu, akuntansi merupakan suatu alat dong? Suatu alat yang digunakan untuk merekayasa laporan keuangan, begitu? Jika kalian juga berpikir begitu, maka secara sederhana perekayasaan pelaporan keuangan memang seperti itu, dan akuntansi merupakan suatu alat perekayasa. Tepat sekali. Hehehe. Seratus deh buat kalian J. Namun dalam perekayasaan harus dilakukan dengan benar ya guys, nggak boleh kalau asal-asalan. Kalau perekayasaan pelaporan keuangan cuma dilakukan dengan asal-asalan maka hasilnya juga asal-asalan atau dengan kata lain hasil perekayasaan itu menjadi tidak valid dan tidak dapat dipertanggungjwabkan. Nah lohh. Gimana tuh? Hehehe...
Agar perekayasaan pelaporan keuangan yang dilakukan itu dapat diterima, khususnya bagi pemakai laporan keuangan, maka dalam proses perekayasaan harus mengikuti suatu pedoman pelaporan keuangan yaitu Prinsip Akuntansi Berterima Umum atau disingkat dengan PABU. PABU yaa guys, bukan TABU #ehh. Hehehe :P. Jadi disini kita analogikan bahwa PABU seperti halnya “Konstitusi” dalam sebuah negara yang fungsinya untuk mencapai tujuan ekonomi suatu negara. Lalu apakah PABU di satu negara sama dengan PABU di negara yang lain? Tentu tidak, mengapa? Hayo siapa yang jawab karena Konstitusi di suatu negara juga berbeda degan negara lain? Gitu?? Nggak gitu juga kaliik :P. Alasan yang paling rasional adalah karena PABU harus memperhatikan kondisi sosial, politik, lingkungan, ekonomi, dan budaya tempat akuntansi diterapkan.
Lalu bagaimana proses perekayasaan pelaporan keuangan itu sendiri. Karena hasil dari perekayasaan pelaporan keungan sangat berpengaruh pada proses pengambilan keputusan, maka disini juga melibatkan banyak pihak dalam proses perekayasaannya guys. Pihak yang terlibat meliputi pelaku dan institusi, badan pembina pasar modal, perusahaan, analis manajer, akuntan publik, dan lain-lain, sedangkan sarana-sarana yang mebentuk struktur akuntansi antara lain peraturan pemerintah, standar akuntansi, laporan keuangan, dan konvensi pelaporan. Untuk lebih memudahkan dalam memahami prosesnya, coba perhatikan gambar berikut ya guys.

Proses perekayasaan tersebut berdasarkan grafik diatas merupakan perekayasaan sebagai proses deduktif. Tujuan negara dianggap sebagai premis dalam penalaran. Sedangkan validitas konklusi dimuat dalam rerangka konseptual. Lalu siapa yang menjadi subjek perekayasa guys? Heheh.. tentu saja untuk perekayasaan pelaporan keuangan dibuat tidak hanya oleh satu orang atau individu tertentu, melainkan suatu tim. Kalau di Amerika Serikat, biasanya kewenangan tersebut berada di tangan badan legislatif, dan kemudian dari kongres di Amerika Serikat dilimpahkan kepada Securities and Exchange Commission (SEC). Nah kalau di Indonesia siapa yaa guys yang punya kewenangan tersebut? Secara umum kewenangan untuk perekayasaan pelaporan keuangan berada di badan legislatif anggota DPR RI, dan secara teknis diserahkan kepada badan khusus seperti BAPEPAM (Badan Pengawas Pasar Modal).
Nah guys, selanjutnya dalam perekayasaan diperlukan adanya komunikasi semantik, agar para pemakai atau pengguna informasi pelaporan keuangan tersebut dapat diterima tanpa pengguna mengetahui secara langsung operasional fisik perusahaan tersebut. Proses semantik adalah menyimbolkan objek-objek fisik perusahaan yang relevan menjadi objek-objek (elemen-elemen keuangan) atau statemen keuangan. Oke guys, coba perhatikan ilustrasi berikut yaa.
                        


Nah seperti halnya dengan proses pembuatan jus tersebut yaah guys, ada buah sebagai bahan baku, kemudian gula juga sebagai bahan penolong, kemudian di proses, menghasilkan sari buah yang hummms, yummy dan nikmat. J begitu juga di akuntansi, dengan perekayasaan pelaporan keuangan seseorang tanpa harus mengetahui prosesnya, akan mampu memahami isi laporan tersebut. Nah dari ilustrasi tersebut, berarti buah-buahan sebagai bahan baku, kemudian, mesin-mesin pabrik, peralatan, disimbolkan dalam bentuk yang mudah dipahami, dan hasilnya berupa sari buah. Nah kesemuanya itu diukur, baik dari bahan baku hingga barang. Hasil pengukuran tersebut dinyatakan dalam satuan yang sama ya guys, jadi misal di Indonesia biaya-biaya selam proses pembuatan sari buah tersebut dinyatakan dalam satuan rupiah. Nah disini berarti pelaporan keuangan itu harus memenuhi empat elemen, seperti aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan, biaya, untung, rugi, investasi, distribusi, dan laba.
Nah selain itu, proses perekayasaan juga harus dilakukan dengan saksama. Artinya mulai dari mengevaluasi masalah, kemudian mengadakan riset dan penelitian, menyusun dan mendistribusi memorandum diskusi, kemudian mengadakan dengar pendapat baik secara lisan, maupun tertulis, selanjutnya adalah menganalisis dan mempertimbangkan tanggapan atas memorandum diskusi, selanjutnya adalah memutuskan untk menerbitkan statemen atau tidak.
Hasil perekayasaan akhirnya tertuang dalam bentuk isi, susunan, dan statemen keuangan. Rerangka konseptual yang dihasilkan dapat berbeda antara satu negara dengan negara lain. Nah, sampai dengan saat ini, ada dua versi rerangka konseptual yang familiar, yaitu versi FASB dan versi IASC. Pada umumnya versi keduanya adalah sama, namun yang membedakan bahwa versi FASB itu memuat secara komprehensif penalaran dan argumen yang melekat pada tiap penjelasan kosep. Nah agar rerangka konseptual dapat diterapkan dalam praktik yang efisien guys, maka rerangka konseptual harus dijabarkan dalam bentuk standar akuntansi yang dapat “berterima umum”, artinya bahwa tidak semua perlakuan akuntansi dapat dituangkan dalam bentuk standar akuntansi, ada juga yang berupa konvensi atau kebiasaan yang dianggap baik bagi perekayasaan pelaporan keuangan, sehingga harus dituangkan dalam bentuk PABU (Prinsip Akuntansi Berterima Umum).
Tiga pengertian penting yang perlu dibedakan adalah prinsip akuntansi, standar akuntansi, dan PABU. Prinsip akuntansi adalah segala bentuk ideologi, postulat, gagasan, asumsi, konsep yang berfungsi sebagai ilmu pengetahuan. Sedangkan standar akuntansi adalah standar, konsep, postulat yang sengaja “dipilih” dan diberlakukan dalam suatu negara sebagai pedoman utama dalam praktik akuntansi. Dan yang terakhir guys, adalah standar akuntansi dan sumber-sumber lain yang didukung secara resmi, yuridis, teoritis dan praktis. Okee guys, nah terakhir jika pengertian akuntansi, teori akuntansi, rerangka konseptual, dan prinsip akuntansi berterima umumm dirangkai menjadi satu dalam sebuah diagram, maka diperoleh “struktur akuntansi”.
Alhamdulillah guys, kita sampai di penghujung pembasan mengenai perekayasaan pelaporan keuangan. Tungguin lagi yahh corat-coret aku tentang teori akuntansi... Wassalamualaikum wr.wb (*Luluk Ayuning Tyas). J

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penalaran dalam Teori Akuntansi

Rerangka Konseptual-Suatu Model