Rerangka Konseptual-Suatu Model
Assalamualaikum wr.wb
Corat-coret akuntansiana kali ini adalah
tentang Rerangka Konseptual-Suatu Model.
Apa
yang terbersit dalam pikiran kalian jika mendengar kata “model”?
artiskah? Ooh, tentu aja bukan, dalam pembahasan kita kali ini, model yang akan
banyak kita bicarakan adalah tentang model rerangka konseptual dalam teori
akuntansi. Jika kita melihat buku Suwardjono pada Bab 4, disitu tertulis judul “Rerangka
Konseptual-Suatu Model”. Nah nari kita mulai.... cusss
Dari pembahasan sebelumnya telah kita ketahui
bersama bahwa hasil dari perekayasaan pelaporan keuangan adalah berupa rerangka
konseptual. Rerangka konseptual sebagai hasil penalaran deduktif-normatif dapat
digunakan sebagai dasar atau acuan untuk pelaporan keuangan. Terdapat beberapa
model rerangka konseptual di Amerika Serikat, katakanlah Komite Eksekutif AAA
sampai Komite Trueblood. Namun dari berbagai model yang diajukan dari berbagai
komite diatas, model rerangka konseptual versi FASB dinilai menjadi model yang
paling tepat dalam pengembangan rerangka konseptual baru. Karena model rerangka
konseptual FASB memuat empat komponen utama, seperti 1) tujuan pelaporan
keuangan; 2) karakteristik kualitas informasi; 3) elemen-elemen statemen
keuangan; 4) pengukuran dan pengakuan. Berikut adalah diagram rerangka konseptual versi FASB.
Tidak bisa dipungkiri bahwa model rerangka
konseptual yang baik didasarkan pada tujuan laporan keuangan itu sendiri,
artinya tujuan pelaporan keuangan itu harus mencerminkan tujuan organisasi,
seperti tujuan fungsional, tujuan bersama hingga tujuan kelompok dominan. Sementara
model rerangka konseptual versi FASB menekankan tujuan fungsional dengan
memperhatikan tujuan kelompok dominan, seperti investor dan kreditor. Artinya investor
dan kreditor merupakan pihak yang dituju dalam pelaporan keuangan. Tujuan pelaporan
keuangan sangat menentukan komponen rerangka konseptual yang kedua, yaitu
karakteristik kualitas informasi. Informasi yang disajikan dalam pelaporan
keuanga haruslah memenuhi kriteria, seperti keterpahaman, kebermanfaatan keputusan,
keberpautan, keterandalan, ketepatan penyimbolan, keterujian, keterbandingan,
dan materialitas. Jika informasi yang terdapat dalam pelaporan keuangan
mencakup kriteria seperti yang telah disebutkan diatas, maka akan dapat
meyakinkan pemakai informasi sehingga informasi dapat diterima pemakainya. Kriteria kualitas informasi adalah sebagai berikut jika digambarkan dalam bentuk diagram.
Komponen yang ketiga adalah elemen-elemen
keuangan. Elemen keuangan, dengan sederhana dapat dianalogikan sebagai sesuatu
yang harus ada dalam statemen keuangan dan sebagai penyimbolan dari kenyataan
kegiatan usaha. FASB mengidentifikasi elemen-elemen keuangan tersebut antara
lain :
a. Aset (Assets)
b. Kewajiban (Liabilitties)
c. Ekuitas atau aset bersih untuk entitas non-bisnis
d. Investasi
e. Distribusi ke pemilik
f. Laba Komprehensif
g. Pendapatan
h. Biaya
i.
Untung
j.
Rugi
k. Aliran kas dari kegiatan operasi
l.
Aliran kas dari kegiatan investasi
m. Aliran kas dari kegiatan pendanaan.
Komponen terakhir dalam model rerangka
konseptual versi FASB adalah pengukuran dan penilaian. Dalam pengukuaran,
disini berarti kita membahas tentang posisi rerangka konseptual sebagai suatu
alat ukur. Seperti misalnya kita melakukan pengukuran panjang meja menggunakan
alat ukur mistar, nah dalam akuntansi fungsi rerangka konseptual dijadikan
sebagai alat ukur untuk mengukur elemen-elemen keuangan. Hasil pengukuran harus
dinyatakan dalam suatu satuan yang menentukan besar-kecilnya suatu elemen
keuangan. Jadi kalau tadi melakukan pengukuran terhadap panjang suatu meja,
maka hasil pengukuran dinyatakan dalam satuan meter misalnya, nah berarti
elemen keuangan hasil pengukuran dapat dinyatakan dalam satuan mata uang,
Rupiah misalnya. Pengukuran yang
dilakukan pada saat terjadinya transaksi dan ada juga pengukuran yang dilakukan
saat dilaporkan pada tanggal statemen keuangan. Nah pengukuran yang dilakukan
pada saat dilaporkan disebut dengan penilaian. Setelah dilakukan pengukuran,
maka hasil pengukuran dari elemen-elemen keuangan tersebut harus diakui atau
biasa disebut dengan “pengakuan”. Pengakuan ini biasanya dilakukan dalam bentuk
pencatatan secara resmi dengan membuat jurnal atau penjurnalan. Setelah diakui
maka akan mempengaruhi suatu pos dan dapat terefleksi atau terlihat dalam
laporan keuangan. Pengakua yang dilakukan juga harus mengikuti prosedur dalam
bentuk standar akuntansi.
Nah, demikianlah uraian sedikit tentang
rerangka konseptual-suatu model. Semoga bermanfaat. Wassalamualaikum wr.wb
Komentar
Posting Komentar