ASET



ASET
Pada bab 4 yaitu Rerangka Konseptual, telah membahas tentang elemen-elemen keuangan, nah fokus pembahasan kita selanjutnya pada bab 6 kali ini adalah salah satu elemen yang ada pada laporan keuangan, yaitu aset. Teori tentang elemen-elemen keuangan adalah tidak hanya sebatas mengenai definisi atau pengertian, tetapi juga mengenai pengukuran, penilaian, pengakuan, penyajian, dan pengungkapan. Jadi “aset” yang akan dibahas dalam materi kali ini berkaitan dengan penalaran mulai dari definisi aset, hingga penyajian dan pengungkapan aset. Mari kita mulai satu persatu...😍😍😍😍😍
Definisi
Banyak lembaga akuntansi, baik internasional maupun nasional yang memberikan gagasannya untuk mendefinisikan aset. Mulai dari FASB, IASC, AASB (Australian Accounting Standards Board). FASB mendefinisikan aset sebagai manfaat ekonomik di masa mendatang yang cukup “pasti” (probable) yang diperoleh atau dikuasai oleh suatu entitas sebagai akibat transaksi atau kejadian masa lalu. Sedangkan IASC dan AASB tidak menggunakan kata probable karena menurut mereka kata “cukup pasti” yang didefinisikan FASB tadi merupakan ciri-ciri dari pengakuan dan bukan sifat dari aset. Selain itu, masih banyak lagi lembaga yang menjelasskan pengertian dari aset, seperti APB yang mendefinisikan aset sebagai penggabungan makna, pengukuran, dan pengakuan. Berdasarkan pengertian yang diajukan oleh berbagai lembaga tersebut, pengertian aset mengandung tiga kriteria utama, yaitu: 1) Manfaat Ekonomik; 2) Dikuasai oleh Entitas; dan 3) Akibat Transaksi atau Kejadian Masa Lalu. Selain karakteristik utama tadi, suatu pos dapat dikatakan sebagai aset atau lebih meyakinkan untuk dimasukkan sebagai aset jika didalamnya terdapat karakteristik pendukung, seperti: 1) Melibatkan Kos; 2) Berwujud; 3) Taktertukarkan; 4) Terpisahkan; dan 5) Berkekuatan Hukum. Tetapi karakteristik pendukung ini bukan syarat mutlak untuk mengkategorikan suatu objek sebagai aset, hanya jika ada mka akan lebih meyakinkan objek tersebut dikatakan sebagai aset.
Pengukuran
Pengukuran bukan merupakan kriteria untuk mendefinisi aset, tetapi pengukuran adalah kriteria “pengakuan” aset. Suatu objek yang sudah didefinisi sebagai aset harus diukur dalam satuan mata uang, kalau di negara kita Indonesia tercinta ya diukur dalam jumlah rupiah. Aset atau sumber ekonomik mengalami tiga tahapan penting atau biasa disebut dengan aliran fisis, yaitu pemerolehan (acquisition), pengolahan (processing), dan penjualan atau penyerahan (sales/delivery). Kesemua tahapan perlakuan sumber ekonomik tersebut melibatkan kos yang bermakna sebagai informasi. Jadi disini, kos berfungsi sebagai pengukur. Sebagai aliran informasi, kos mengalami tiga tahap perlakuan akuntansi mengikuti aliran fisis yaitu, 1) Pengukuran; 2) Penelusuran; 3) Pembebanan.
Penilaian
Dalam suatu pengukuran, tentu ada objek yang diukur. Objek yang diukur tersebut bisa berupa barang, jasa, konstruk, tubuh manusia, dan lain-lain. Misalnya kita mengukur suatau barang dan jasa maka tujuan kita adalah untuk mengetahui makananya. nah, makna tersebut dapat berupa nilai, luas, panjang, umur, dan sebagainya. Jika di dalam akuntansi, unit moneter atau satuan mata uang yang dijadikan sebagai satua pengukur, maka pengukuran dalam akuntansi disebut sebagai “penilaian”. Dalam penilaian suatu aset terdapat berbagai dasar yang dijadikan untuk penilaian bergantung pada makna yang ingin disampaikan. Selain itu, tujuan penilaian aset juga harus sesuai dengan tujuan pelaporan keuangan. Sehingga bermanfaat bagi pemakai informasi keuangan (investor dan kreditor). Tujuan penilaian aset akan sejalan dengan tujuan pelaporan keuangan jika menggunakan basis penilaian yang sesuai. Basis penilaian yang sesuai yang paling valis adalah harga atau nilai pertukaran. Hal ini sesuai dengan konsep dasar penghargaan sepakatan. Sedangkan nilai pertukaran dapat dibedakan menjadi dua, yaitu nilai masukan (atas dasar pemerolehan), dan nilai keluaran (atas dasar penjualan). Berikut adalah gambar dari tahap penilaian.

Bagian dari nilai masukan dapat dikategorikan menjadi kos historis, kos pengganti, kos harapan. Sedangkan nilai keluaran dibedakan menjadi harga jual masa lau, harga jual sekarang, nilai terealisasi harapan, dan kos atau pasar yang lebih rendah. Sedangkan dasar penilaian menurut FASB antara lain historical cost, current cost, current market value, net realizable value, dan present (discounted) value of future cash flows.
Pengakuan
Setelah aset diukur dan dinyatakan dalam satuan rupiah, maka aset tersebut harus diakui. Pengakuan suatu aset berdasarkan atas transaksi, kejadian, atau keadaan lain yang mempengaruhi aset. Untuk mengakui suatu aset, terdapat tes untuk menguji suatu aset, yaitu: 1) Deteksi adanya aset, melalui transaksi; 2) Sumber ekonomik dan kewajiban; 3) Berkaitan dengan entitas (entitas harus menguasai aset); 4) Mengandung nilai (manfaat yang terukur secara moneter); 5) Berkaitan dengan waktu pelaporan (tanggal neraca); 6) Verifikasi. Bila kaidah pengakuan tersebut tidak terpenuhi, maka kos harus diperlakukan sebagai beban pendapatan sebagai biaya atau rugi.
Pengungkapan dan Penyajian
Dalam penjualan obligasi misalnya, terdapat bunga yang harus diakui. Hal ini akan mengakibatkan sebagian informasi bunga yang hilang, maka dari itu harus ada pengungkapan sehingga laporan keuangan masih tetap valid dijadikan sebagai informasi yang tidak menyesatkan bagi pemakainya.  Hal yang harus diungkapkan dalam statemen keuangan antara lain; 1) Jika tidak ada kos bunga yang dikapitalisasi, maka total bunga yang terjadi selama periode dan dibebankan sebagai biaya periode tersebut, 2) Jika sebagian kos bunga dikapitalisasi, bunga total yang terjadi dan bagian yang dikapitalisasi.
Penyajian aset dilakukan dengan menempatkan aset di sisi sebelah kiri dalam neraca berformat akun, atau dibagian atas dalam neraca berformat laporan, aset diklasifikasikan menjadi aset lancar dan tetap, dan diurutkan mulai dari yang paling lancar pada urutan pertama, kebijakan lain juga harus diungkapkan, seperti meode depresiasi aset tetap dan dasar penilaian sediaan barang.
Sekian pembahasan singkat mengenai aset, semoga bermanfaat kawan....πŸ‘―πŸ‘―πŸ‘―πŸ‘―πŸ‘―πŸ’™πŸ’™


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PEREKAYASAAN PELAPORAN KEUANGAN

Penalaran dalam Teori Akuntansi

Rerangka Konseptual-Suatu Model